Menunggu Beduk Berbunyi

Rp. 52,000 20% OFF
Rp. 41,600

Buya Hamka adalah ulama, sastrawan, politikus, pahlawan nasional Indonesia dan Ketua Majelis Ulama Indonesia pertama. Buya Hamka merupakan tokoh Indonesia yang fenomenal karena dia terkenal di dalam dan luar negeri. Dalam 73 tahun usianya, Buya Hamka telah menulis 90-an buku. Pemikiran dan karya-karyanya fenomenal dan terkenal sepanjang zaman, antara lain Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kakbah, dan Tafsir al-Azhar.  

Menunggu Beduk Berbunyi merupakan kumpulan n

Buya Hamka adalah ulama, sastrawan, politikus, pahlawan nasional Indonesia dan Ketua Majelis Ulama Indonesia pertama. Buya Hamka merupakan tokoh Indonesia yang fenomenal karena dia terkenal di dalam dan luar negeri. Dalam 73 tahun usianya, Buya Hamka telah menulis 90-an buku. Pemikiran dan karya-karyanya fenomenal dan terkenal sepanjang zaman, antara lain Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kakbah, dan Tafsir al-Azhar.  

Menunggu Beduk Berbunyi merupakan kumpulan novelet karya Buya Hamka, yaitu Dijemput Emak dan Menunggu Beduk Berbunyi. Dari kumpulan novelet ini, salah satunya yang dapat kita makna bahwa tidak selamanya berlimpahan materi dapat menghadirkan kebahagiaan yang hakiki. Bahwa ada hal lain yang lebih dapat membuat manusia kaya raya, yaitu kebahagiaan batin, cinta, kasih sayang, dan persaudaraan dengan sesama.  

Buku karya Buya Hamka ini berisikan dua cerita yaitu Dijemput Mamak yang menceritakan kegetiran hidup dari seorang pemuda Minang bernama Musa. Anugerah hidup yang Allah SWT  berikan berupa istri yang setia dan putra yang menjadi penyejuk hati, harus berkelindan dengan ujian terjalnya peruntungan di kota perantauan serta ketidakberdayaan melawan tradisi yang mengukung.  

Kedua, cerita Menunggu Beduk Berbunyi yang menyoroti kisah konflik kepentingan dan konflik batin dari tokoh utama bernama Tuan Syarif. Sebagai tulang punggung keluarga, Tuan Syarif terpaksa beralih profesi sebagai pegawai Pemerintahan Belanda. Tuan Syarif harus hidup menanggung beban derita, dicibir, dan dijauhi oleh masyarakat.  

Novelet ini dikemas dengan bahasa yang lugas dan mudah dibaca.

Read more
Menunggu Beduk Berbunyi





Tuan Sharif terpaksa bekerja untuk Belanda karena tuntutan ekonomi kebutuhan keluarga. Demi kehidupan yang layak untuk keluarganya dia pada akhirnya menjadi seorang Federalist orang yang dibenci para pejuang kemerdekaan. Lebih dari itu tidak hanya masyarakat yang membenci anak yang sangat dicintainya pun ikut membenci dirinya. Sharif sudah terperosok ke lubang yang begitu dalam. Dia sudah pasrah dengan keterpurukan dan tekanan batin. Di saat seperti itu menunggu beduk berbunyilah yang kembali menyadarkan dirinya akan makna hidup. Berlatar belakang masa penjajahan dan kemerdekaan Hamka berhasil dengan apik menggelontorkan alur cerita ini dengan baik dan menarik sehingga seakan-akan kita kembali ke suasana era perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Selamat membaca.

Menunggu Beduk Berbunyi

Penulis Buya Hamka
Kategori Buku Hamka
Sub Kategori Novel
ISBN 978-602-250-384-2
Jumlah Hal 128
Terbit 5/2020
Berat 0.113 Kg
Cetakan ke 1
Ukuran 12.3 x 18.3